Monday, November 9, 2009

Sepenggal Kisah Cinta Dari Cairo (3)

jom... kita singkap apelah yg rahsia tu ye...

"Sebetulnya sejak ada di tahun dua, saya sudah dilamar empat kali. Dua kali melalui orang tua di Indonesia, dari kerabat keraton. Dan yang dua kali lainnya di Mesir ini. Semuanya saya tolak. Bukan kerana apa apa. Kerana pada waktu itu saya masih ingin konsentrasi belajar. Dan kebetulan semua yang melamar saya itu, tidak sesuai dengan yang saya idamkan. Di Cairo ini sebetulnya ada orang yangf saya idamkan sejak tahun tiga kelmarin. Tapi percayalah tidak sampai menembusi kulit hatiku. Hanya idaman biasa. Cuma kalau dia yang melamarku pasti aku terima, dan akan aku perjuangkan habis habisan agar kedua orang tuaku menerimanya. Tiba tiba Ul... tiga bulan yang la...lalu... ti.. tiga bulan yang lalu.... huk...huk..." tangis Dewi, pecah. Ulya jadi panasaran.


"Tenang dong Wi, tenang dong, ada apa tiga bulan yang lalu?" Ulya menghibur.

"H... h... h...," Dewi mengontrol dirinya.

"Tiga bulan yang lalu, tanpa disangka sangka, orang yang aku idam idamkan itu datang melamarku. Dia melamarku. Boleh kau bayangkan betapa bahagianya hatiku Ul. Aku bahagia sekali. Hidup jadi berghairah. Belajar penuh semangat. Harus jayyid jiddan. Masa depan telah kurancang. Sekali solat istikharah ketemu sudah jawapannya, terus kuterima dengan tangan terbuka. Kedua orang tuaku langsung aku pujuk. Aku promosikan habis habisan kelebihannya. Mereka pun merestui. Aku tinggal menunggu satu langkah untuk merealisasikan mimpi suciku. Aku akan bahagia menjalani hidup dengan diimami dia. Kau tahu siapa dia Ul?" Ulya menggelengkan kepala, tanda tidak tahu.

"Cukup kusebutkan inisialnya saja, kau akan tahu siapa dia. Sebab seluruh Cairo tidak ada yang tidak mendengar prestasinya. Dan aku yakin banyak mahasiswa yang berperasaan sama denganku, iaitu mengharap datangnya lamarannya. Dia berinisial 'N'!"

Sebaik saja mendengar inisial "N" Ulya terasa terkejut. Cepat cepat ia sembunyikan keterkejutannya itu. "N" yang dipaparkan Dewi hanyaq satu. Dan dia adalah orang yang juga tiga bulan lalu meminangnya melalui Ustadzah Azimah, tapi ia tidak boleh mengiyakan sebab ingin menyelesaikan studi dulu. Ia sendiri sebetulnya juga mendambakannya. Jujur saja. Tiba tiba Ulya punya idea untuk mengusik Dewi.

"Aku tahu Wi siapa dia."

"Siapa cuba?"

"Yang kau maksud adalah Ustadz Nabeh yang baru meraih gelaran master satu bulan yang lalu itu kan?"

"Lha kok tahu Ul."

"Aku juga tahu kenapa kamu sedih dan kecewa."

"Kenapa cuba?"

"Kerana tiba tiba Nabeh memutuskan tali khitbah itu kan?"

"Be... benar Ul... hu... hu... hu...." tangis Dewi mahu meledak.

"E... e.. e... Wi, jangan nangis dulu, tunggu dulu, dengarkan dulu yang akan aku katakan, biar tangismu semakin meledak, biar sekalian high dramatic.... dengar... aku juga tahu kenapa Nabeh memutuskan tali khitbah itu."

"Masak kamu tahu Ul?!" Dewi terkejut.

"Jelas tahu dong, aku kan sahabatmu yang paling tahu tentang dirimu."

"Apa sebabnya Ul?"

a'ahh kan ape sebabnya... tuan punya diri tak tahu... org lain plk yg lebih tahu... berhenti di sini dulu ya... masa tidak mengizinkan....


0 comments:

Post a Comment