Thursday, October 29, 2009

Syurga Di Telapak Kaki Ibu


Alhamdulillah... kerna aku masih berkesempatan mengerah jemari aku untuk menaip untuk kalian. Selesai kisah cinta truna dara... untuk renungan anak2, emak2 mahupun bapak2 satu kisah tauladan yang biasa kita dengar... tapi... sering kita terlupakan...


SUATU HARI Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sedang berkumpul bersama sahabatnya di masjid. Tiba tiba datang seorang lelaki dan mengatakan:

"Assalamu'alaikum!"

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat spontan menjawab : "Wa'alaikumussalam warahmatullah!"

"Duhai Rasulullah, Abdullah bin Salam sakit kuat dan sedang sakarat menjemput maut. Dia memanggilmu!, kata lelaki itu. Sebaik saja mendengar apa yang dikatakan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam terus bangkit.

"Bangkitlah kalian semua, mari kita tengok saudara kita!," ajak Rasulullah Shallaullahu 'alaihi wasallam kepada para sahabatnya. Sampai di sana Abdullah bin Salam terbaring tidak berdaya, nafasnya tersekat sekat. Melihat hal itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mendekat dan membimbing Albdullah untuk mengucapkan syahadah: "Abdullah, mari ucapkan Laa ilaha illallah Muhammadurrasulullah!" Beliau mengucapkan kalimah itu pada telinga Abdullah bin Salam tiga kali. Tapi Abdullah bin Salam tidak boleh mengucapkannya. Mulutnya seperti terkunci.

"La haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil adzim!" kata Rasulullah Shallaullahu 'alaihi wasallam.

"Bilal, pergilah ke tempat isterinya dan tanyakan padanya apa yang telah diperbuat Albdullah selama di dunia dan apa pekerjaannya." Perintah Rasulullah Shallaullahu 'alahi wasallam pada Bilal. Bilal terus pergi menemui isteri Abdullah, isterinya mengatakan :

"Selama hidup bersamanya aku tidak pernah melihat dia meninggalkan solat bersama Rasulullah. Hampir setiap hari ia memberikan sedekah. Tapi ia ada sedikit masalah dengan ibunya!" Lalu Bilal kembali menemui Rasulullah Shallaullahu 'alaihi wasallam dan mengkhabarkan apa yang dikatakan isterinya.

Rasulullah terus bersabda: "Bawalah ibunya ke mari!"

Bilal terus bergegas untuk menemui ibu Abdullah bin Salam. Sampai di sana ibunya bertanya:

"Ada apa kau kemari?"

"Anakmu Abdullah sedang sakarat menjemput kematiannya. Aku datang kemari untuk memintakan maaf atas kesalahan kalian berdua dan memperbaiki hubungan kalian," kata Bilal.

"Aku tidak akan memaafkan kederhakannya. Ia telah menyakitiku. aku tak akan memaafkannya di dunia mahupun di akhirat!" jawab ibunya tegas.

Lalu Bilal kembali menghadap Rasulullah dan menceritakan segala yang dikatakan ibu Abdullah bin Salam. Mendengar keterangan itu Rasulullah bersabda:

"Umar, Ali, kalian berdua kembalilah ke tempat ibunya dan bawa dia kemari!"

Tanpa bicara kedua sahabat utama itu terus berangkat ke rumah ibu Abdullah bin Salam. sampai di sana sang ibu bertanya: "Wahai Umar dan Ali, ada apa kau datang kemari?"

"Wahai ibu, Rasulullah Shallaullahu 'alaihi wasallam memanggilmu." jawab Umar.

"Untuk apa beliau memanggilku?" kata sang ibu.

"Nanti kau juga akan tahu, yang penting ikutlah kami menemui Rasulullah Shallaullahu 'alaihi wasallam." tukas Umar.

Mereka bertiga akhirnya sampai di hadapan Rasulullah Shallaullahu 'alahi wasallam yang berada berdekatan Abdullah bin Salam yang sedang menanti detik detik kematiannya. Rasulullah Shallaullahu 'alaihi wasallam berkata:

"Wahai ibu, lihatlah anakmu yang sedang diambang kematian! Maafkanlah dia."

"Aku tidak akan memaafkannya, baik di dunia dan di akhirat." kata sang ibu.

"Maafkanlah. Apakah kau tidak kasihan padanya, dia sampai tidak dapat mengucapkan dua kalimat syahadat!" kata Rasulullah.

"Bagaimana aku akan memaafkannya. Dia memukulku dan mengusirku dari rumahnya kerana mementingkan isterinya." Sang ibu bertegas tidak mahu memaafkan dosa anaknya.

Lalu Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk mengumpulkan kayu bakar dan menumpuknya di samping Abdullah.

"Untuk apa Rasulullah?" tanya sang ibu.

"Untuk membakar anakmu! Kerana kau tidak mahu memaafkan dia." jawab Rasulullah.

Melihat anaknya akan dibakar hidup hidup hati ibu Abdullah bin Salam akhirnya luluh.

"Baiklah, demi kebenaran risalahmu duhai Rasulullah, aku memaafkan segala kesalahan puteraku!"

Setelah itu Rasulullah mendekati Abdullah bin Salam dan berkata: "Abdullah, ucapkanlah shahadat!"

Lalu mulut Abdullah berkumat kamit dan mengucapkan dua kalimat syahadat dengan jelas. Setelah itu rohnya berpisah dari tubuhnya.

"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun," ucap Rasulullah dan para sahabat. Setelah itu jenazah Abdullah dimandikan, dikafani dan disolati. Di Masjid Rasulullah bersanda:

"Wahai kaum muslimin sekalian, ingatlah, orang yang mementingkan isterinya dan menyia nyiakan ibunya sehingga ibunya tidak ridha padanya akan terancam mati tidak bersyahadat."

****

Begitulah betapa pentingnya berbakti pada kedua orang tua terutama pada ibu yang telah bersusah payah mengandung dan melahirkan ke dunia. Dalam sebuah hadis bahkan Rasulullah Shallaullahu 'alahi wasallam bersabda: "Syurga berada di telapak kaki ibu."


Kisah di atas berdasarkan hadis yang diriwayatkan sahabat Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu. Dalam riwayat yang lain nama sahabat yang wafat dan nyaris dibakar oleh Rasulullah itu adalah "Alqamah".

Pada nukilan lainnya, Pak Habiburrahman menulis 'ibuku, ibuku, ibuku... kemudian baru ayahku'

0 comments:

Post a Comment